Tubuh tambun agak sedikit bungkuk di balut kulit keriput namun kencang itu selalu memberikan senyumnya pada setiap yang datang, lemah lembut tutur katanya akan dirasakan oleh setiap yang di sapanya. Yah….itulah seorang Mbah Maridjan yang di kenal orang sebagai Juru Kunci Gn. Merapi lereng selatan. Kehidupan yang sangat-sangat sederhana tapi sangat bersahaja dalam hidupnya telah menjadi ciri khasnya sebagai seorang pemuka masyarakat. Sopan santun, jujur, lugu, rendah hati selalu mengiringi setiap langkahnya. Seorang abdi sejati yang sangat-sangat bertanggung jawab kepada tugasnya, tidak akan bakal ada orang yang bisa memintanya untuk meninggalkan tugasnya meski itu seorang presidenpun kecuali sang pemberi mandat kepadanya.
Lelaki ramah dan murah senyum itu memberikan pelajaran bagi kita semua khususnya para pemimpin negeri ini, “ PENGAGENG KUDU BENER LAN SAK BENERE” adalah kata-kata sederhana namun mempunyai arti yang sangat kuat yaitu “ SEBAGAI PEJABAT, HARUS MENJADI PEJABAT YANG BENER-BENAR PEJABAT SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT DAN HARUS BERJALAN DI JALAN YANG BENAR”
Demikian yang dilakukan oleh beliau sendiri, sebagai abdi dalem kraton ngayogjokarto mempunyai kewajiban melayani masyarakat sekitar lereng Gn. Merapi untuk menjaga kelestarian alamnya dan untuk menjaga nilai-nilai budaya yang telah lama ada agar tidak rusak dan punah di terjang modernitas. Hal itu telah berhasil beliau laksanakan dengan baik dan menjadikannya pemimpin adat yang di hormati di semua tlatah merapi. Tidak hanya itu, seluruh nusantara pun akhirnya mengakuinya sebagai seorang yang luar biasa.
Banyak yang salah kalau menilai seorang Mbah Maridjan penganut dunia hitam atau klenik atau perdukunan. SEMUA ITU SALAH BESAR !!!!!
Justru beliaulah yang mewujudkan sebuah masjid di sebelah rumahnya yang akhirnya membuat beliau mau menjadi bintang iklan. Karena keinginan membangun tempat itulah dia bersedia membintangi sebuah iklan produk minuman dan tidak tanggung-tanggung bersama juara dunia tinju. Dari uang itulah beliau akhirnya berhasil membangun masjid dan sebagian hasil iklannya juga di bagi-bagikan kepada masyarakat sekitarnya.
Selain seorang juru kunci, menurut saya beliau juga SEORANG AHLI IBADAH sebagai seorang muslim sejati. Setiap adzan di kumandangkan beliau akan selalu beranjak meninggalkan semua pekerjaannya dan segera menuju masjid kesayangannya. KETUA RANTING NU ini juga tidak pernah menunjukkan bahwa dia seorang abdi kraton yang harus di segani, justru dari sifatnya itulah beliau menjadi tokoh melebihi seorang abdi kraton.
Pemimpin sejati dari kinahrejo, sang juru kunci sejati, SEORANG KSATRIA TIADA TANDING dalam menjalankan tugas.Yang akhirnya gugur dalam tugas yang beliau jalankan. Seorang AHLI IBADAH yang InsyaALLAH syahid dan qusnul khotimah gugur dalam mengemban amanah yang beliau emban. Linangan air mata dari semua orang yang pernah mengenalnya meskipun itu hanya bertemu sekejap, mengiringi perjalanan beliau hingga akhir hayat. KESABARAN YANG SANGATA BESAR SEMOGA DI BERIKAN KEPADA SELURUH KELUARGA BESAR SETARA DENGAN KESABARAN BELIAU MENJALANKAN TUGAS TANPA PERNAH MENGELUH, SEMOGA IKHLAS SETARA DENGAN KEIKHLASAN BELIAU MENJALANKAN TUGAS.
Selamat jalan simbah yang lucu dan periang, semoga kesitaan pengikutmu setara dengan kesetiaanmu kepada istri tercinta dalam menjaga nilai-nilai yang selama ini engkau pegang teguh.
DOA KAMI MENGIRINGIMU SAMPAI KAPANPUN. SEMOGA TEMPAT TERINDAH MELEBIHI MASJID KESAYANGANMU DI SAMPING RUMAH ENGKAU DAPATKAN DI SISI ALLAH, SWT. SEMOGA DI TEMPATKAN BERSAMA ORANG-ORANG SHOLEH, PARA MUJAHID, DAN PARA HAMBA KEKASIH ALLAH. AMIN…..
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
[Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa'fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi' Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa'i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A'idhu Min ‘Adzaabil Qabri]
Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ.
[Alloohumaghfir Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa Ghoo'ibinaa Wa Shoghiirinaa Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa. Alloohumma Man Ahyaitahu Minnaa Fa Ahyihi ‘Alal Islaam, Wa Man Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu ‘Alal Iimaan. Alloohumma Laa Tahrimna Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Ba'dahu]
“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun perempuan. Ya Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/251)
اَللَّهُمَّ إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ. فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
[Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa Qihi Min Fitnatil Qobri Wa ‘Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaa'i Wal Haqqi. Faghfirlahu Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim]
“Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.” (HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)
اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمْتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ.
[Alloohumma ‘Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta Ghoniyyun ‘An ‘Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa In Kaana Musii'an Fa Tajaawaz ‘Anhu]
Ya, Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih. Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman 125)