Kamis, 26 November 2009

MK=Mahakamah Keadilan sebenarnya, MA=Mahkamah Adat

Siapa tidak pernah dengar MK (Mahkamah Konstitusi) pimpinan Mahfud MD. Setelah mendobrak tembok hukum yang kokoh dan konyol di negara ini, kembali MK menunjukkan tajinya sebagai Mahkamah Keadilan yang sebenarnya. UU tentang pimpinan KPK telah dihapus agar tidak mudah di obok2 oleh orang2 yang tidak suka dengan kinerja KPK dalam memberangus praktek Korupsi. Bibit-Chandra siap kemblai memimpin KPK untuk perang melawan kejahatan terhadap rakyat yang berlabelkan KORUPSI. para BOS yang menjadi pejabat negara merupakan bagian2 yang rawan akan praktek haram ini, mereka harus diawasi kalo perlu di sadap meskipun itu tidak adad keterangan penyadapan. Jika menyadap harus memberikan pemberitahuan gak bakalan korupsi akan hilang karena mereka akan lebih pintar untuk mencari alternatif lain dalam berkomunikasi. KPK, maju terus pantang mundur, jadilah pejuang keadilan untuk rakyat yang sengsara akibat ulah para pejabat. . Kami akan selalu di belakangmu untuk mendukungmu menegakkan keadilan yang nyata.
Tidak kalah dengan MK, MA akhirnya mengabulkan penghapusan UN agar keadilan tetap terjada untuk masyarakat bawah dalam hal kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi. UN yang penuh praktek tidak adil telah hilang dari sistem pendidikan ini, standart nasional tidak begitu penting untuk melihat sampai mana tingkat pendidikan para pemuda kita namun hasil karya merekalah yang akan membuktikan tingkat pendidikan dan keahlian mereka masing. UN bisa di lakukan jika sudah ada pemerataan guru yang berstandart nasional, gedung2 sekolah yang semua memadai dan dan standart nasional, sistem informasi yang sudah bisa di jangkau oleh para siswa si seluruh indonesia dengan mudah, biaya sekolah yang tidak lagi merisaukan para orang tua hingga mereka bisa membayarnya, fasilitas yang merata dan sama untuk semua sekolah. Jika itu semua bisa disediakan oleh pemerintah, silahkan adakan UN karena tidak ada lagi kesenjangan sosial dan pendidikan. Ini indonesia bukan Amerika !!! kita punya pola pikir sendiri dari negara lain, kita beda kita istimewa. Tidak sembarangan negara bisa memahami Indonesia namun Indonesia bisa memahami semua negara.
Jika MA nanti bisa mengabulkan PK yang diajukan pemerintah lagi berarti MA akan menjadi Mahkamah Adat yang akan selalu melakukan adat pemerintah untuk menindas rakyat.
Biarkan para pengusaha lembaga pendidikan marah, masa bodoh dengan mereka yang ikut2an memanfaatkan keadaan demi rupiah. Lihat rakyatmu yang masih di serang kebodohan akibat diskriminasi pendidikan yang tidak bisa diatur oleh pemerintah. DENGARKAN KELUAHAN RAKYAT JANGAN DENGARKAN TERIAKAN PEJABAT !!!!!
Jadilah aparat rakyat bukan aparat pemerintah...
jadilah pejuang rakyat bukan pejuang pemerintah...

Selasa, 24 November 2009

1 minggu waktu yang sia-sia....

Dengan berdebar-debar menunggu waktu yang di janjikan untuk memberi keterangan yang sesuai harapan, eh akhirnya kecewa juga. Tidak ada ketegasan sama sekali untuk menunjukkan memang seorang presiden. Dengan berbagai dalih tidak mau mencampuri urusan yang diluar kewenangannya yang mana lembaga-lembaga tersebut juga di bawahnya dan agar semua senang ternyata benar-benar terjadi sebuah kekecewaan pada lapisan masyarakat bawah. Memang hukum di negara ini susah untuk di mengerti, masih mending hukum rimba yang jelas siapa yang kuat itulah yang menang. Tertawalah orang-orang yang terlibat penghancuran negara ini.
Berdasarkan pendapat saya jika saya bisa mengambil keputusan saya akan :
1. Menghentikan kasus bibit-chandra dengan tidak ada alasan dan kata2 "jika". TEGAS!!!!, dan menghindari penyelesaian kasus yang sama2 senang.
2. Aktifkan kembali Bibit-Chandra untuk menuntaskan kasus MASARO DAN BANK CENTURY
3. Pecat KAPOLRI DAN SEMUA JAJARANNYA YANG TERLIBAT, SERTA TES ULANG PSIKOLOGIS PEJABAT POLRI. Jika Mental nya buruk langsung ganti dan suruh BERSUMPAH DI BAWAH KITAB di depan RAKYAT. Kalo perlu sumpah pocong, jika melanggar sita semua hartanya tinggalkan seperlunya untuk hidup mereka.
4. Demikain juga JAKSA AGUNG dan anak buahnya di perlakukan sama denga Institusi POLRI
5. CABUT SEMUA IJIN PENGACARA YANG BERMENTAL BUSUK.
6. BERSIHKAN MARKUS YANG ADA DI PENGADILAN DAN KEPOLISIAN sebersih2nya
7. PISAHKAN SEMUA KARYAWAN ANTAR LEMBAGA, misal penyidik polri tidak boleh jadi penyidik KPK, dsb.
8. PERJELAS BATASAN KEWENANGAN POLRI, KPK, KEJAKSAAN dan susun supaya berkesinambungan dan saling mendukung.
9. GANTUNG ORANG2 seperti ANGGODO, itu virus yang tidak susah di lumpuhkan.
10. PERKUAT MK dan MA untuk mengawasi 3 lambaga pelaksana peradilan yaitu POLRI, KPK, KEJAKSAAN.
11. GANTI SRI MULYANI DAN BUDIONO.
12. BATASI DEMOKRASI YANG BERKEMBANG DI NEGARA INI, KARENA INI INDONESIA !!! BUKAN AMERIKA ATAU NEGARA LAIN.
13. BERSIKAP JANTAN, TIDAK PLINPLAN, TIDAK LAMBAN, JELI MELIHAT MASALAH, BISA MENGUTAMAKAN MANA YANG PENTING DAN TIDAK PENTING, TIDAK KENAL TAKUT BERJALAN DI ATAS KEBENARAN, UTAMAKAN RAKYAT BUKAN PEJABAT DAN PENJILAT.
14. UTAMAKAN URUSAN NEGARA BUKAN PARTAI.

Berani bertaruh nyawa untuk kepentingan negara adalah hal yang tidak mungkin lagi di lakukan oleh seorang pemimpin di negara ini karena menurut saya jaman sekarang adalah jamannya orang2 yang hampir tidak tau makna pengorbanan.
Apa yang akan terjadi yang pasti sudah ada di tangan Allah SWT, kita hanya harus berusaha secepat mungkin, semaksimal mungkin dan kita perlu berkorban untuk itu.

Senin, 23 November 2009

Hukum Yang Buta dan Tidak Berhati Nurani......

Memang suatu hal yang tidak memberikan ketenangan dalam hati ketika melihat sesuatu tidak berjalan sesuai aturan namun kadang jika melihat sesuatu yang berjalan sesuai aturan tapi tidak menggunakan nalar, hati nurani dan perasaan juga terasa semakin sakit, sedih, prihatin.
Demikian juga hukum yang berjalan di negara kita sekarang, aturan2 hukum yang di buat oleh para pejabat pembuat hukum ini sering di langgar sendiri dan menurut saya sama sekali tidak mempedulikan dasar dari sebuah hukum itu sendiri yaitu Hati Nurani yang paling dalam. Disamping itu dalam pelaksaannya juga jauh dari kebenaran yang akan di tegakkan itu sendiri. Inilah akar dari semua masalah yang timbul dalam pelaksaan hukum di negara ini, ketamakan dari para pejabat pembuat hukum, kesombongan dari aparat penegak dan pelaksana hukum, kebodohan dari pengawas hukum, kelatar belakangan pelaku pelanggar hukum akan hukum yang ada. Kesimpang siuran dan semua serba tidak jelas dalam pelaksanaan dan teknisnya hingga akhirnya menimbulkan kerancuandan celah2 yang bisa di manfaatkan oleh pihak2 tertentu yang memiliki niat jahat alias penjahat. Dengan sedikit permainan hukum bisa di jual belikan, tidak lain dan tidak bukan penutup mata Hukum agar bertindak sesuai maksud penjahat adalah harta dunai misal duit, rumah, mobil dsb. Dengan mengesampingkan siapa dia asal ada duit pasti menang, siapa yang miskin dan kecil pasti kalah. Parah sekali memang taraf pelaksanaan penegakan hukum di negara yang sangat besar dan di hormati di seluruh penjuru dunia ini.
Hukum negara ini telah buta dan jauh dari dasar hukum itu sendiri yaitu kebenaran dan hati nurani. Penyakit kronis yang sudah merajalela hingga ke siapa saja bukan saja aparat hukum ini sudah meluluh lantakkan negara yang berdiri dari pengorbanan juta'an jiwa dari para pehalawan yang memang mereka korbankan untuk menebus sebuah kemerdekaan untuk negeri ini.
Banyak sekali pengkhianat bangsa yang berkedok pejabat, menjual rahasia negara, menjual harga diri bangsa dsb. Orang2 inipun masih bisa duduk dengan santai tanpa di ganggu sedikitpun.

Tidak lama negara ini akan hancur jika kebijakan hukum ini terus di manfaatkan oleh orang2 yang tidak memiliki nasionalisme tinggi atas negeri ini.
MAU APA KITA SEKARANG ??
MENUNGGU KIAMAT KAH ??

Rabu, 18 November 2009

PLN = Perusahaan Lilin Negara

PLN, perusahaan yang notabene milik negara ini dari dulu hingga sekarang tidak pernah ada kemajuan yang bagus untuk menyejahterakan rakyat. Perusahaan penguasa listrik di negara ini sangatlah tidak memberikan manfaat yang merata bagi seluruh anak bangsa ini. Berkali2 di beri suntikan dana belum juga ada upaya untuk memberikan yang terbaik malah tiap kali berkoar rugi. Dimana ruginya ????
Yang benar adalah rugi karena duitnya di korupsi oleh para pejabatnya. 1 hari telat bayar di kejar2 dan akan di putus saluran listriknya padahal pelanggan bener sangat susah kehidupannya, kebalikan dari itu aliran listrik di matikan sepihak secara semena2 tidak peduli siapa itu langsung dimatikan. Padahal kerugian 1 hari atau beberapa jam tidak operasi sangatlah merugikan rakyat, pekerjaan terbengkalai dan bisa2 tidak dapat duit. Melihat seperti itu PLN hanya bisa bilang akan memberikan kompensasi 10%. Bukan kompensasi namanya itu, duit sogokan biar rakyat tidak marah saja.
Di balik itu para pejabat PLN malah menghambur2kan uang dan listrik di rumahnya. Sungguh sangat ironis jika melihatnya. Para pejabat PLN berlomba2 membangun rumah bagus di lingkungannya tanpa mempedulikan tetangganya yang susah bayar listrik.
BODOH memang kalo di rasa, tidak ada sama sekali keadilan yang terbukti membela rakyat jika semua unsur selalu menguntungkan para pengusaha dan para pejabat yang mana mereka mempunyai duit banyak.
HAI PARA PEJABAT, MENDING KALIAN TURUN SAJA JIKA TIDAK BISA BERLAKU ADIL
APA KALIAN TIDAK PUNYA MALU ?? BISA MEMBANGUN RUM,AH MEGAH PADAHAL PARA TETANGGAMU YANG MEMBAYARMU SUSAH MAKAN ?? KALIAN BISA NAIK HAJI TAPI TIDAK PEDULI KEADAAN TETANGGAMU YANG SUSAH TIDUR DAN MAKAN...PERCUMA...!!!!!

Bagaimana akhir kisah REKAYASA ini...????

Rekomendasi TIM 8 sudah di sampaikan ke RI 1, apa yang akan terjadi dan akan di perbuat Presiden ???
Belum jelas dan masih terkesan lambat dan masih terkesan menutup2 pi kesalahan para pembantunya itu. Diantara rekomendasi itu adalah pemecatan KAPOLRI dan JAKSA AGUNG yang di anggap tidak mampu mengatur anak buahnya dan tidak bisa bertindak tegas. Memang itu jalan yang bagus menurut saya, jantan dan terkesan tanggung jawab. Namun kemungkinan hal itu terlaksana masih tabu karena RI 1 sendiri masih belum mengambil keputusan dan masih memberi kesempatan para pembantunya itu berpikir.
Jika hal itu tidak terlaksana saya pikir seperti yang pernah saya tuliskan disini dulu, kekuatan rakyat akan semakin terpompa untuk bergerak mencari keadilan sendiri. Ini sangatlah berbahaya bagi kelangsungan negara ini. Kecekatan dan Ketepatan harus segera di ambil dalam sebuah tindakan. TNI perlu mempersiapkan diri untuk hal2 yang membahyakan dengan sikap arif dan bijaksana dan tidak malah menyakiti rakyat.
Para politisi harus lah sangat berhati2 untuk melontarkan pendapat, para pejabat jangan mengulang lagi kesalahan2 bodoh yang sangat2 mengecewakan, para ahli hukum haruslah bertindak benar sesuai aturan jangan mentang2 sok berkuasa, para aparat jangan sok.
Kisah yang penuh untrik mirip di sinetron ini sangat2 mengganggu kelangusungan hidup berbangsa dan bernegara. KEADILAN HARUS DI TEGAKKAN MESKIPUN ITU ORANG NOMOR SATU. Tidak ada perbedaan hukum diantara pejabat dan rakyat di mata hukum itu lah seharusnya namun di negara ini hukum adalah uang.
Jadi...mau dibawa kemana negara ini kita lihat saja. Kalo memang MABES POLRI MASIH DI ISI OELH ORANG2 YANG TIDAK BAGUS MENDING DI GANTI PRAMUKA SAJA...
KALO KEJAKSAAN JUGA MASIH DI ISI ORANG YANG BURUK MENDING DI GANTI DENGAN PENGADILAN ADAT SAJA...

Kamis, 12 November 2009

Buaya Semakin Sakit......

Langkah-langkah yang di lakukan para buaya semakin aneh dan terkesan tidak terkontrol dengan baik dengan koordinasi yang begitu sederhana. Setiap hal yang di lakukan adalah hanya untuk memberikan tanggapan dan untuk berusaha menjawab semua fakta-fakta pengadilan yang telah terbuka tanpa mereka duga.
Adalah Wiliardi Wizard yang telah kembali membelalakkan mata seluruh rakyat indonesia manakala di persidangan Antazari Azhar di jadikan sebagai saksi. Bukannya memberikan yang memberatkan namun ternyata malah membuat semua yang terjadi semakin jelas bahwa telah terjadi rekayasa dan upaya tidak jujur dari kepolisain negara republik ini. Dengan berbagai dalih kepolisian ganti memberikan keterangan yang ganjil, memperlihatkan potongan2 filem yang mana hanya di ambil pada bagian2 tertentu saja yang membuat mereka tidak terpojok. Ini mengingatkan saya pada Ghozul Fikri yang di lontarkan para kaum misionaris untuk memurtadkan para muslim di indonesia ini. Apakah ini fenomena yang tidak di sengaja atau memang sebuah skenario besar yang hampir terkuak.
Kasus Antasari memang mengawali semua nya, dari pembunuhan kemudian mengalir ke kasus usaha penghancuran KPK dan tidak di pungkiri bisa jadi akan menyangkut kasus Century. ketiga kasus ini sangat relevan jika mau di tilik dari segi sebab musibab kejadiannya. Oknum2 buaya terlibat di ketiga kasus itu dan semua nama2 jelas di sebutkan adalah para pejabat level atas. Kasus Bibit-Chandra sudah semakin jelas yang mana telah terjadi banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh oknum2 buaya namun tetep saja tidak akan mundur sejengkalpun oknum2 tersebut. Kini Buaya semakin kepepet karena ada anggotanya yang ternyata berontak akan kelakuan atasannya sendiri, separah itukah sakit yang di derita buaya ???? Benuh hal2 yang tidah jelas.
Ketiga kasus ini akan segera tuntas manakala semua oknum dan pejabat teras atas POLRI di ganti denga yang baru dan bener2 mengutamakan tugas bukan duit seperti yang di kemukakan Jaksa Agung yang meminta tambahan uang 10 T jika ingin kejaksaan bebas dari korup. Orang seperti inilah yang harusnya di singkirkan dari tahtanya, mau tidak mau dia telah memberikan keterangan yang melukai hati rakyat. 10 T di berikan belum tentu bersih, bisa jadi merajalela karena iming2 gaji besar, proses pengambilan pegawai pasti tambah penuh korup dan pungli. INI MASALAH MORAL DAN AKHLAK BUKAN MASALAH DUIT. BODOH ORANG YANG BILANG INI KARENA GAJI KURANG.

Yang pasti semua akan terbuka siapa dan institusi mana yang busuk......!!!!!

Selasa, 10 November 2009

Met Hari Pahlawan...

10 Nopember, hmm..siapa yang lupa dengan tanggal ini yah ???
64 tahun yang lalu hari ini adalah hari yang sangat mencekam di Surabaya, saat itulah pertempuran hidup mati para pejuang kemerdekaan dengan tentara sekutu yang akan kembali menjajah negeri tercinta Indonesia ini. Semangat berkorban telah mencapai puncaknya, tiada kata yang pantas kecuali HIDUP MERDEKA ATAU MATI BERKALANG TANAH. Semangat yang tidak bisa di padamkan oleh apapun di dunia ini. Bersenjatakan bambu runcing menghadapai tank-tank dan senjata otomatis tentara-tentara sekutu dengan gagah berani maju di garis depan. MERDEKA..!!!! ALLAHU AKBAR...!!! itulah teriakan-teriakan para pejuang untuk menghadang tentara-tentara sekutu. Tidak sedikit nyawa di korbankan untuk menebus kemerdekaan yang sudah di raih yang akan di ambil kembali oleh belanda.
PAHLAWAN, hanya kata itulah yang sanggup kita berikan pada mereka sebagai tanda penghargaan walaupun mereka tidak pernah berharap menjadi pahlawan. Harta benda mereka relakan hingga nyawa mereka serahkan cuma-cuma demi bangsa dan negara ini.
Dan sekarang, semangat itu telah di khianati oleh para penerus bangsa ini sendiri. Dirusak oleh tangan-tangan dan hati yang kotor tidak bertanggung jawab di negara ini. Mereka buta akan sebuah perjuangan yang telah di lakukan oleh para pendahulunya. Serigala-serigala yang tidak pernah tau tentang pengorbanan. Rakus, Bejat, Biadab dan tidak mempunyai moral sebagai penerus bangsa yang bertanggung jawab dan di banggakan. Pemberontak terselubung ini telah menghancurkan panji-panji kebesaran bangsa dan negara ini. Menggadaikan harga diri, menghapus jati diri sebuah bangsa yang besar ini yang di raih dengan tetesan darah dari apra pejuang. Mereka selalu mengelak manakala di tunjukkan mana yang salah. Mereka merasa merekalah yang berhak menentukan nasib bangsa ini layaknya dagangan yang bisa di perjual belikan begitu saja. Sungguh memilukan dan sungguh membikin miris hati setiap generasi muda yang mempunyai potensi besar membesarkan negara ini, di mata mereka orang2 inilah yang harus di singkirkan dari pemerintahan kalau perlu dari negeri ini.
Mari para pemuda, kita singsingkan lengan baju. Kita benahi negara ini dri orang2 yang mempunyai hati kotor, kita singkirkan mereka dari negara ini agar tidak menjadi virus dalam tubuh NKRI. Hati-hati, banyak musang berbulu domba dan banyak sekali mata rakus yang akan selalu menghadang kita untuk membersihkan negara ini dari praktek2 kotor mereka.
DENGA SEMANGAT PAHLAWAN, MARI KITA KEMBALIKAN JATI DIRI DAN KEHORMATAN BANGSA INI DI MATA DUNIA UNTUK MENSEJAHTERAKAN RAKYAT. KITA KOBARKAN KEMBALI SEMANGAT PENGORBANAN YANG SELALU MENJADI LANDASAN PARA PAHLAWAN KITA DULU DALAM MENJADI NEGARA INI. HARTA, BENDA, NYAWA KITA KORBANKAN DEMI KEDAULATAN BANGSA YANG BESAR INI.
KITA MASIH DI JAJAH OLEH SEGELINTIR ORANG KITA SENDIRI. BERSIHKAN MEREKA ATAS NAMA BANGSA. MERDEKA!!!!!!!!
Selamat Hari Pahlawan...!!!

Sabtu, 07 November 2009

Sungguh Menyesakkan Nafas, Kenapa Polri gak berani tegas..????

Wawancara eksklusig Ari Muladi dengan Metro Tv, ternyata membalikkan gakta bahwa BAP lama yang di umumkan oleh Kapolri saat RDP dengan komisi 3 DPR dengan jelas terbantah kah manakala ternyata Ari muladi membenarkan bahwa yang kedua yang benar bukan yang pertama seperti yang keluar dari pembicaraan Kapolri saat itu.
Yulianto / Anto yang menjadi aktor baru yang sekarang tidak di ketahui keberadaannya inilah akan menjadi kunci kejelasan kasus ini. Dialah yang menerima uang dari Anggodo Ari yang berasal dari Anggodo (biawak sebenarnya).
Buronan sebenarnya yaitu Anggoro di pastikan tertawa terbahak2 melihat tingkah yang di peragakan oleh aparat penegak hukum yang telah berhasil mereka permainkan. Tikus itu masih di luar negeri, dan tidak ada yang menyentuh malah MS. Kaban kini menjadi penggantinya untuk di jadikan sasaran Polri berikutnya.
Skenario macam apa ini ????
Menahan Anggodo gak bisa, gak ada bukti. Anggoro sudah tau tempatnya tapi gak di ambil padahal itu buronan, KPK yang merupakan lembaga yang memberikan bukti nyata kerjanya di obok2, apa lagi yang akan terjadi. Komisi 3 DPR tidak suka dengan keberadaan Tim 8 dan malah memberikan tempat Kapolri curhat. Behhh........metode macam apa lagi ini sampe2 DPR yang notabene wakil rakyat pun mengkhiaskan membela Polri. Capek mikir DPR yang memang susah untuk di tebak pendapat dan keputusannya.
Bisa2 sesak nafas kalo kita pikirkan terus ini kasus. Gak ada ketegasan dari Polri untuk para penjahat, tapi untuk menjaga nama baik apapun akan di pertaruhkan walaupun malu mengakui kesalahan.......

Jumat, 06 November 2009

Anggodo Widjojo S.Ny

Kita semua pasti sudah tau dan kenal sekarang siapa koordinator lapangan kasus Cicak vs Buaya, adalah Anggodo Widjojo S.Ny alias Sarjana Nyangkem ini telah berhasil membuat aparat penegak hukum di indonesia kita ini beradu argumen dan saling menjatuhkan meskipun mereka bicara tidak namun itulah yang kita tangkap. Dengan kepiawaiannya dia telah merubah wajah2 para penegak hukum menjadi seram bagai gendruwo, ganas bagai serigala kelaparan, lihai bagai kijang, licin bagai belut, dsb. Seorang yang bukan siapa2 ( kata pengacaranya) namun bisa menggerakkan begitu banyak aparat hukum yang seharusnya mengabdi pada masyarakat. Bukan hanya Polri, Kejaksaan pun kebakaran jenggot di buatnya, KPSK dan juga kementrian hukum dan HAM tidak bisa berbuat banyak. Adik DPO KPK anggoro wijaya ini mungkin tidak kuliah tinggi sekali namun gelar telah berhasil dia sandang yaitu Maser of Nyangkem. Lidahnya tipis hingga bisa meliuk2 bagai ular berbisa sesekali menjulur keluar untuk merasakan bagaimana kondisi lingkungan. Ular bertopeng ini sangatlah tidak bisa di tolerir, dia bilang juga masyarakat biasa namun kalo rakyat biasa kok bisa dia setir semua kejadian yang ada sekarang. Pastinya dengan Rupiah dan fasilitas. Tidak tanggung2 yang dia setir adalah para pejabat penegak hukum yang seharusnya menjadi contoh oleh rakyat banyak. DEMIKIAN ITU KAH MASYARAKAT BIASA ?????
BUKAN !!!!
Manusia ini adalah manusia yang tidak biasa, karena kekayaannya itulah dia bisa membeli dan meperjual belikan hukum. Namun apa daya tidak ada yang berani menangkapnya.., susah memang menghadapi tipe2 manusai seperti ini. Dimanapun dia berada dia akan bebicara manis semanis-manisnya hingga orang yang tidak jeli akan terpengaruh padanya.
Jadi..bagaimana kita menilai ????

Jalan cerita sudah bisa di baca...siapa sutradaranya ???

Rekaman sudah di buka oleh MK, TPF merekomendasikan untuk menonaktifkan SUSNO dan RITONGA, itupun susah di jalankan. Komisi 3 RDP dengan Polri eh hasilnya malah mengkiaskan bahwa Polri di dukung oleh Komisi 3 DPR yang seharusnya mendengarkan teriakan rakyat.
TPF memanggil Anggodo, eh di sepelekan juga. Manusia bejat dan sok ini memang bener2 cukong yang busuk. Dengan kalimat2 manisnya dia mainkan emosi para aparat.
Semua orang yang terlibat telah terdengar suaranya di rekaman, namun....anehnya Polri tidak berani menahan Anggodo dengan alasan belum menemukan bukti dasar untuk menahannya. Padahal sudah di ungkapkan oleh Ari Muladi bahwa dia menerima uang dari anggodo, apa itu belum cukup untuk menehan manusai satu ini ???
Koordinator lapangan ini (Anggodo) telah berhasil merubah wajah aparat di negara ini menjadi buruk di mata masyarakat. Tidak hanya layaknya binatang yang di cocok hidungnya oleh cukong2 seperti anggodo dan anggoro ini namun sudah mirip pembantu yang harus menaati tuannya bagaimanapun mereka tetep harus melindungi tuannya. Apakah rakyat perlu turun tangan membenahi Polri dan Kejaksaan ??? tidak perlu kan......
Candra-Bibit memang telah di luar tahanan, kasus di teruskan itu bagus dan akan memperjelas semuanya. Namun dalam hal ini Polri tidak boleh arogan semaunya dan sok satu2nya aparat yang bisa menahan orang. Polri di gaji rakyat bukan untuk menjadi musuh rakyat namun untuk melindungi rakyat. Apakah bisa ???
Kekeroposan yang ada di tubuh Polri itu akibat dari busuknya moral2 para anggotanya. Memang sudah di sumpah tapi apa fungsinya kalo yang mengucapkan hanya untuk sekedar meresmikan jabatan. Kalo mau nama baik Polri dan Kejaksaan kembali baik dan bisa di percaya rakyat maka "BERSIHKAN TUBUH KALIAN DARI SEMUA JENIS PENYAKIT !!"
Kalo tidak ya percuma, kasihan oknum2 polisi yang memang mempunyai hati malaikat karena ulah dari oknum2 polisi bejat....
Semoga menjadi perrtimbangan...

Senin, 02 November 2009

Keadilan Yang Tercampakkan Oleh Aparat Hukum..

Gejolak yang terjadi di masyarakat sekarang adalah hasil dari sebuah sikap yang sebenarnya tidak perlu di lakukan oleh seorang aparat penegak hukum. Adalah Susno Duaji yang memposisikan POLRI sebagai sesosok BUAYA dan KPK sebagai seekor Cicak adalah hal yang sebenarnya perlu di pertanyakan maksud dan tujuannya. Di balik kalimat itulah terbersit sebuah kesombongan dari aparat penegak hukum yang mengkiaskan bahwa BUAYA tidak bisa di sentuh oleh hukum itu sendiri karena mereka lah hukum. Konyol memang jika di rasa, seorang pejabat yang berpendidikan tinggi sampai mempunyai istilah seperti itu. Namun apa yang telah di lakukannya tidak ada satu pun aparat yang lain menegurnya dan cenderung mengiyakannya, hanya KPK yang beraksi keras atas ungkapan itu. Sebenarnya Masyarakat terbangun opininya atas kesalahan kecil itu yang akhirnya membuat reaksi ingin tau kasus sebenarnya. Hingga di tambah perilaku tidak adil terhadap para pimpinan KPK. Lembaga yang seharusnya memberikan BUAYA masukan eh malah di hancurkan sendiri hanya gara2 mulai mencium adanya virus di tubuh BUAYA. BUAYA menggeliat hingga akan menelan CICAK. Cicak merasa terancam namun dengan gagah berani tetep akan membersihkan virus yang di duga ada di tubuh BUAYA. Dengan segala tingkah lakunya yang selalu meliuk2 itu BUAYA membuat CICAK semakin terpojok, padahal yang di lakukan BUAYA itu sendiri akan membuat BUAYA merana.
Masyarakat semakin jengah dengan sikap BUAYA dan akhirnya CICAK di dukung oleh ribuan rakyat agar tetep berani melawan BUAYA. Dari berbagai macam timbunan kesalahan yang telah dilakukan oleh BUAYA dari dulu hingga sekarang dan di rasakan oleh masyarakat akhirnya bertumpuk dan menjadi satu terakumulasi dari tindakan salah tangkap, suap, korupsi, penganiayaan, semena2, salah tembak, dsb "mboh rangerti opo meneh" yang tidak pernah selesai karena melibatkan oknum BUAYA. Berkumpulnya rasa itu semakin membuat masyarakat gigih ingin menyelamatkan KEADILAN YANG TELAH DI CAMPAKKAN OLEH APARAT HUKUM sendiri. SBY yang lantang berbicara akan berada di depan jika ada yang mau membubarkan KPK juga tidak bisa apa2 (di depan mau jadi among tamu kali...silahkan...gitu maksudnya...). Lambat menangani masalah ini akan berakibat fatal bagi pemerintahannya, bisa2 tragedi 1998 akan terjadi kembali. Hari ini sudah banyak sekali aksi2 yang mendukun CICAK agar tidak di obok2 terjadi dimana-mana.
Tadi pagi, seorang praktisi hukum terkenal OC Kaligis bersikap tidak profesional, menyela pembicaraan Gayus Tumbuan hingga hampir terjadi perkelahian. OC Kaligis, pengacara yang kaya raya ini selalu membela BUAYA. Tidak tahu ada apa di balik itu namun di saat para pemburu keadilan bergejolak melakukan protes eh dia malah memposisikan diri ikut BUAYA. hufh....aneh..., saya sendiri melihat dari kaca televisi sikap OC Kaligis adalah tidak profesional, ikut emosi dan marah melihatnya bertingkah. Brrrrr sabar...sabar...ngliat pengacara kayak gitu.....
Apapun yang terjadi, proses yang di lakukan oleh BUAYA adalah sebuah kebodohan teknis yang disengaja dan secara sadar tanpa proses awal yang benar. Jika demikian kenapa Susno Duaji juga tidak di tahan dulu aja sekalian biar imbang ???
Yang pasti dari kasus antasari hingga kasus ini semuanya ada hubungannya menurut saya. Tidak semudah itu membelokkan kasus yang sebesar Pembunuhan Pejabat yang juga menjadi saksi dan PEMBERANGUSAN KOMISI PEMEBERANTAS KORUPSI karena dua kasus itu adalah kasus besar yang memungkinkan akan melibatkan para aktor2 kuat di negara ini hingga akhirnya harus di pelintir menjadi kasus KRIMINALISASI lembaga pembela rakyat.
INGAT !!! Jangan atas namakan TUHAN karena ini kasus manusia, percuma bersumpah atas nama ALLAH jika hanya sebagai hiasa bibir saja dan tidak tau artinya sumpah.
MENTARI SAJA YANG SUDAH BERSUMPAH UNTUK TIDAK MENYAKITI HATI RAKYAT TETEP SAJA MENYAKITI HATI RAKYAT KOK, BUKTINYA MENPAN BELUM SEMINGGU JADI MENTERI SUDAH BAHAS KENAIKAN GAJI MENTERI MESKIPUN MENTERI EKONOMI MENOLAK ISU ITU NAMUN AKHIRNYA SRI MULYANI MENGUMUMKAN BAHWA GAJI PEJABAT AKAN NAIK JANUARI 2010, INI ORANG PUNYA HATI NGGAK YAH ??? MASALAH MENTAL TETEP HARUS DI PERHATIKAN, PADAHAL SUDAH DI TES KATANYA...?????
Buahhhhhh....biar aja. saya cuma rakyat paling juga salah ngomong di tangkap...tidak usah konferensi pers kok. salah tulis aja satu huruf.....bisa2 masuk bui tuh....